Minggu, 27 Maret 2011

MAKNA FILOSOFIS DARI PAKAIAN DINAS HARIAN (PDH) PRAJA IPDN

1.      Muts
-          Warna dasar Muts adalah biru melambangkan bahwa seorang Praja itu berfikiran seluas langit.
-          Pada Muts terdapat lis berwarna kuning melambangkan bahwa seorang Praja itu adalah seorang calon perwira. Ketika lulus nanti ia akan langsung diangkat menjadi PNS golongan III/a.
2.      Kewiraan
Kewiraan letaknya di sisi kiri atas Muts, Kewiraan juga melambangkan bahwa seorang praja adalah calon perwiranya PNS.
3.      Dek
-          Dek terletak di pundak seorang Praja, ini memiliki makna bahwa seorang Praja memiliki beban dan tanggung-jawab yang besar di pundaknya.
-          Setiap tingkatan praja memiliki jumlah bintang yang berbeda di dek nya. Hal ini menandakan semakin tinggi tingkat dan pangkat seorang Praja maka akan semakin besar pula tanggung-jawab yang dipikulnya.
Untuk tingkat 1 (Muda Praja) memiliki balok satu.
Untuk tingkat II (Madya Praja) memiliki balok satu dan bintang Satu.
Untuk tingkat III (Nindya Praja) memiliki balok satu dan bintang dua.
Untuk tingkat IV (Wasana Praja) memiliki balok satu dan bintang tiga.
4.      Monogram IPDN
Monogram IPDN terletak di atas kerah baju PDH. Monogram ini menandakan identitas dari IPDN.
5.      Papan Nama
Papan nama disematkan di atas saku kanan baju PDH. Warna latar papan nama adalah hitam dan tulisan nama berwarna putih. Hal ini menandakan bahwa nama seorang Praja harus bersih di atas hukum.
6.      Lambang Korpri
Lambang Korpri disematkan di atas saku kiri baju PDH. Lmbang Korpri menandakan bahwa seorang Praja selama pendidikan telah diangkat sebagai CPNS golongan II/a.
Lambang Korpri dan Papan Nama tidak disematkan sejajar melainkan Lambang Korpri disematkan lebih tinggi sedikit dari Papan Nama. Hal ini mengandung filosofi bahwa seorang praja harus lebih mementingkan masyarakat dibandingkan kepentingan pribadinya.
7.      Bordiran Lambang IPDN
Bordiran Lambang IPDN terletak di lengan kiri baju PDH. Hal ini menandakan identitas lembaga IPDN.
8.      Baju dan Celana
Baju dan celana PDH memiliki warna coklat sama seperti warna tanah. Hal ini menandakan seorang Praja harus memiliki sifat merakyat.
9.      Tali Ikat Pinggang dan Gesper
Tali ikat pinggang Praja berwarna hitam menandakan seorang Praja terikat oleh hukum. Di atas gesper juga terdapat lambang IPDN yang juga menandakan identitas lembaga IPDN.
10.  Sepatu
Sepatu PDH praja berwarna hitam memiliki makna filosofi bahwa seorang Praja berdiri di atas hukum.

Jumat, 18 Maret 2011

Sampai di Kampus Bumi Nyiur Melambai ( Part 1 )

        Tepat  pada tanggal 18 Maret 2011 , -/+ 27 orang Muda Praja Kloter Pertama sampai di Bandara Sam Ratulangi di Manado .Inilah saat pertama kami Muda Praja menginjakan kaki di Bumi Nyiur Melambai ini.Setelah turun dari Pesawat dan bersiap mengambil barang di Bandara,ternyata kami telah disambut oleh Senior yang ada di Kampus Minahasa , kalau gak salah ada Bang Arter Sendow yang memiliki posisi sebagai Wakik Ketua Angkatan XX di Kmapus Minahasa . Selain itu ada juga Bang Dimas dan Bang Tony yang menjabat sebagai Polpra , dan juga ada 1 orang kakak Putri yaitu Kak Saharwati yang menjabat sebagai Wakil Ketua 2 DPP.

Pada saat itu kira - kira pukul 2 siang kami semua (Kloter Pertama ) Dijemput menggunakan mobil Tentara . Saat dijemput itu di bandara ternyata hujan lebat , mungkin Bumi nyiur melambai ini terharu akan kedatangan kami (hahahaaaa,lebay.com) . Lalu selain ada senior , disana juga sudah menanti Bapak Bapak dari Pegawai di Kampus Minahasa , seingat penulis waktu itu ada Bapak Randi Rival Wuntu M.si yang menjabat sebagai Kasubag Pengasuhan . lalu ada Bapak Habibie Issya Semenguk,S.STP yang menjabat sebagai Kasubag Disiplin dan Asrama . Selain pejabat di Kampus Minahasa ada juga 2 orang pengasuh yang menjemput kami , Bapak Peltu Karel Rompis , dan juga Bapak Pelda Sumaryono .Selain itu juga ada Bapak Amrin , S.STP yang merupakan Kabagsuh di Kampus Jatinangor .

Di dalam Mobil tentara yang digunakan untuk menjemput kami , Senior yang ada langsung berbincang - bincang dengan kami layaknya adik kakak ( Mungkin Senior Bahagia ya Kedatangan adik baru ) . Kebetulan saat itu penulis duduk di kursi depan , dan Bang Arter mengajak penulis berbincang - bincang tentang IPDN di Jatinangor , Positive Response itu yang penulis rasakan saat bertemu dengan Bang Arter dan Senior yang lain . Sepertinya kami akan disambut dengan baik di kampus ini . 

Kira - kira perjalanan 10 menit dari bandara , kami semua telah sampai di Kampus Minahasa yang masih berada dan 1 atap dengan Badan Diklat Provinsi Sulawesi Utara yang beralamat di Jalan Walanda Maramis KM 10 , Desa Watutumou Kecamatan Kalawat , Kabupaten Minahasa Utara .

"Mak,ne kampus ato Cipatat lagi ??",itulah kata - kata yang terlintas dari pikiran penulis. Sesampai di Wisma , "Ternyata beda yaa , lebih nyaman disini ".Itulah kata - kata yang penulis ucap ketika sampai di Wisma kami yang baru , kalau ga salah nama Wisma kami yang putra namanya Wisma LOKON (Di ambil dari nama Gunung yang ada Sulawesi Utara ). Dan untuk Wisma Putri diberi nama SOPUTAN yang pada saat itu adalah wisma dari Madya Praja , jadi saat ini diberi nama Wisma Mahawu ( yang juga merupakan nama Gunung yang ada di Sulawesi Utara ).



Setelah meletakkan barang - barang di Wisma , kami dibawa menuju MENZA ( Tempat Makan Bersama ) dan disana Banyak Senior yang menyambut kedatangan kami . Menza tempat kami makan sangat menyatu dengan alam karna tidak ditembok semua dan kami bisa merasakan angin yang berhembus menerpa kepala botak kami .



"Sejuknya,kalo gini pasti ga bosen ada disini , bakal betah kayaknya ", itu yang penulis katakan pada teman disebelah . . trus dia nyahut "Mantap boy ",hahahaaa . . .
                     (Liat apaan tu diks ???)


Selesai Menza kami kembali ke wisma dan merapikan barang - barang yang tadi hanya kami letakkan di atas bed . Panas siang  itu ternyata benar - benar terasa . "Fuh,angek lai , lah basah badan ambo dek nyo ". itulah kalimat yang terucap dari mulut temen penulis sesama Praja dari Sumatera Barat ."Iyo ndag,tapi cubo se lah disiko lu,mungkin lamak disiko mah ". " Iyo ndag ! " hahahaaa . . Begitulah cerita sore orang Minang tentang Panas yang ada di Manado , yang ternyata lebih panas dan kering di bandingkan Kota Padang .

Sore itu kami disuruh istirahat untuk menunggu kedatangan Makan Malam . Sore itu semua Praja sibuk dengan HaPe masing - masing yang pasti sedang Sms-an ato Telpon-an ama Senior,Pacar,keluarga , atau siapa yang ingin dihubungi . Sore itu penulis Sms orang tua,Lalu senior yang ada di Jatinangor , lalu barulah sms ke teman - teman di Jatinangor . Kalau nge Sms senior di Kampus Minahasa mungkin udah daritadi ,malahan mungkin udah bosen di sms ama di telponin trus . .

Jam menunjukkan pukul 18.30 WITA dan kami bersiap - siap untuk menuju Menza lagi untuk melaksanakan Makan Malam . Prosesi makan yang ada disini ga jauh beda ama yang ada di Nangor , bedanya paling kalo di Nangor ada Gubernur Praja , kalo disini ada Ketua Angkatan yaitu Bang Aswal dari Sulawesi Tenggara .

Selesai makan,Bang Dimas ( Polpra ) memberikan Pengarahan kepada kami untuk menjaga sikap , dan malam ini kami disuruh untuk beristirahat dan jangan banyak bermain .
Sampai di Wisma semua sudah "Tewas" (Tidur karna kecapek an ) gimana ga capek ,berapa jam perjalanan nya ,kita review dulu yaaa . . Dari Nangor ke Bandara Soekarno Hatta aja udah ngabisin waktu -/+ 4 jam,kita aja berangkat dari nangor kalo ga salah jam 2 subuh , sesampainya di Bandara jam masih menunjukan pukul 7 WIB , jadi otomatis kami masih nunggu 2 jam lagi buat Check In . Palingan cuma beli makanan kecil ama minuman aja kami di bandara pagi itu.Lalu jam 08.30 kami sudah Check In , dan menunggu di Ruang Tunggu bandara .Jam 09.15 "Diberitahukan kepada Penumpang Batavia Air dengan nomor penerbangan MA456 dengan tujuan Manado untuk segera menaiki pesawat ",itu adalah pesawat kami . Ayo naik . .
Di dalam Pesawat kami mungkin masih duduk dengan teman yang sudah kenal lama di jatinangor , -/+ 3  jam perjalanan pesawat , membuat kami banyak yang tertidur . Capek lah bokong ni,mungkin dah makin lebar aja kayak roti malabar . . hahhaaa . . Lalu dengan secepat kilat aja ternyata udah nyampe di Manado (gara - gara tidur ga kerasa deh ) . Panas . . . Itulah yang penulis rasain nyampe disini ,(mungkin ga cuma penulis aja,semua nya kali ).
Itu lah perjalanan yang bisa dibilang melelahkan dalam 1 hari ni kan . .

. . . Kembali ke cerita , nah karna capek ya langsung tidur aja to . . 
Matiin Lampu n Good Night . .

To be Continue . .

Rabu, 16 Maret 2011

Pengumuman Regional

Rabu,16 Maret 2011
Semua Satuan Muda Praja dikumpulkan di dalam Balairung untuk mendegarkan hasil pengumuman REGIONAL .
Setelah berkumpul di Balairung , Muda Praja Duduk per Wisma dan di saat ini pasti jantung seakan-akan mau copot,karena kita akan berpisah dengan semua teman yang ada di Jatinangor dan yang lebih parah lagi,berpisah dengan Saudara Kontingen.
Sekarang saatnya mendengar Pengumuman yang akan memecahkan tangis saat itu,Pertama mendengar Pemberitahuan dari Kabagsuh IPDn Jatinangor Bpk.Amrin S.STP ."Diamanapun kalian di tempatkan , kalian adalah bagian dari IPDN,dan nanti kalian akan berkumpul kembali disini saat Wasana Praja" itulah kata beliau disaat akan mengumumkan siapa saja yang aka ditempatkan di Regional.

Ada 6 Kampus yang akan ditempati oleh +/- 650 Muda Praja.
Kampus pertama yang dibacakan adalah Kampus Regional Bukit Tinggi .lalu dibacakanlah nama - nama Praja yang akan ditempatkan disana.  -/+ ada 100 orang yang ditempatkan di Kampus IPDN Bukit Tinggi yang Lokasi jelasnya di Baso (Setelah Kota Bukit Tinggi ).Dan di Kampus IPDN Bukt Tinggi ada 3 aangkatan saat ini,Nindya Praja ( Tingkat III ), Madya Praja ( Tingkat II ), dan Muda Praja ( Tingkat I ).

lalu Kampus Kedua adalah Kampus IPDN Rokan Hilir di Riau , disana juga -/+ 100 orang Muda Praja yang akan di tempatkan disana. Dan di Kampus IPDN Rokan Hilir juga ada 3 tingkat .

Lalu selanjutnya adalah pengumuman Regional MANADO ( kampus saya pada saat ini ) . Mulai lah 1 per 1 di bacakan nama - nama yang ditempatkan di Regional Manado ini,ada +/- 100 orang yang dibacakan . Dan di Regioanal Manado hanya ada 2 Tingkat yaitu Madya Praja dan Muda Praja .

Dan berlanjut sampai kepada 2 Kampus baru yaitu Kampus di Kubu raya dan Kampus di Lombok Tengah . Biasanya di Tiap regional hanya disebar 100 orang tapi di Kampus Kubu Raya di sebar 15o orang .

Setelah pengumuman selesai di bacakn , semua haru tangis menyatu di dalam bahkan di luar Balairung. Karena tidak akan pernah terbayangkan bahwa kita akan ditempatkan di Daerah Lain,beruntunglah bagi Praja yang di tempatkan di Kampung Halamannya sendiri .

Tapi dengan adanya Regional inilah Praja lebih bertambah wawasan nusantara nya secara alami . Dengan berada di kampus daerah membuat Praja mengenal budaya yang ada di daerah tersebut , karna nanti pada akhirnya kita akan berkumpul kembali di Jatinangor pada saat Wasana Praja .

Senin, 14 Maret 2011

Astha Brata

Istilah “ASTHA BRATA”
Berasal dari kata Asto atau Hasto yang artinya delapan, kemudian Baroto yang artinya laku atau perbuatan. Jadi ASTHA BRATA atau Hasto Broto berati delapan laku atau delapan perbuatan.
ASTHA BRATA terdapat dalam Sarga XXIV dari wejangan Ramayana kepada Gunawan Wibisono, juga Sri Kresna kepada Arjuna.
Diterangkan bahwa seseorang yang ditakdirkan untuk menjadi pemimpin atau raja adalah dalam jiwanya terdapat delapan macam sifat kedewasaan atau delapan macam watak-watak delapan dewa. Kewajiban seorang pemimpin harus selalu mencerminkan sifat dan sikap:

 1. Dewa Surya atau Watak Matahari
Menghisap air dengan sifat panas secara perlahan serta memberi sarana hidup. Pemimpin harus selalu mencerminkan sifat dan sikap semangat kehidupan dan energi untuk mencapai tujuan dengan didasari pikiran yang matang dan teliti serta pertimbangan baik buruknya juga kesabaran dan kehati-hatian.

 2. Dewa Chandra atau Watak Bulan
Yang memberi kesenangan dan penerangan dengan sinarnya yang lembut. Seorang pemimpin bertindak halus dengan penuh kasih sayang dengan tidak meninggalkan kedewasaannya.

 3. Dewa Yama atau Watak Bintang
Yang indah dan terang sebagai perhiasan dan yang menjadi pedoman dan bertanggung jawab atas keamanan anak buah, wilayah kekuasaannya.

 4. Dewa Bayu atau Watak Angin
Yang mengisi tiap ruang kosong. Pemimpin mengetahui dan menanggapi keadaan negeri dan seluruh rakyat secara teliti.

 5. Dewa Indra atau Watak Mendung
Yang menakutkan (berwibawa) tetapi kemudian memberikan manfaat dan menghidupkan, maka pemimpin harus berwibawa murah hati dan dalam tindakannya bermanfaat bagi anak buahnya.

 6. Dewa Agni atau Watak Api
Yang mempunyai sifat tegak, dapat membakar dan membinasakan lawan. Pemimpin harus berani dan tegas serta adil, mempunyai prinsip sendiri, tegak dengan berpijak pada kebenaran dan kesucian hati.

 7. Dewa Baruna atau Watak Samudra
Sebagai simbol kekuatan yang mengikat. Pemimpin harus mampu menggunakan kekuatan dan kekuasaannya untuk menjaga keseluruhan dan keutuhan rakyat serta melindungi rakyat dari segala kekuatan lain yang mengganggu ketentraman dan keamanan secara luas dan merata.

 8. Dewa Kuwera atau Watak Kekayaan atau Watak Bumi
Yang sentosa, makmur dengan kesucian rohani dan jasmani. Pemimpin harus mampu mengendalikan dirinya karena harus memperhatikan rakyat, yang memerlukan bantuan yang mencerminkan sentosa budi pekertinya dan kejujuran terhadap kenyataan yang ada.